(: Bukan orang lain yang menentukan hidup kita, tapi kita sendiri yang menentukan hidup kita sendiri.. Tentukan pilihan terbaik untuk hidupmu yang sesuai dengan Dien Al-Islam.. :)

Rabu, 14 November 2012

Karena Terdampar, Berjumpa Dajjal

Sebelum kita membahas bagaimana bisa seseorang, atas izin Allah, bisa bertemu Dajjal, ada baiknya kita bahas apa hakikat Dajjal sebenarnya.

Dajjal adalah sesosok laki-laki dari anak Adam yang memiliki ciri-ciri sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih. Di antara ciri Dajjal, dia adalah seorang pemuda. Kulitnya merah, berbadan besar, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, mata sebelah kanannya buta. Matanya ini tidak menonjol keluar juga tidak tenggelam, seolah-olah buah anggur yang masak (tak bercahaya), pada sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudut matanya. Di antara kedua matanya terdapat tulisan huruf kaf, fa', ra' secara terpisah, atau tulisan "kafir", yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang bisa menulis arab maupun tidak. Tanda lainnya ialah ia seorang yang mandul, tidak punya anak. Semua ciri-ciri ini disebutkan dalam sabda-sabda Rasulullah.

Nah, sudah tahu, kan ciri-cirinya? Sekarang marilah kita simak kisahnya..

Namanya Tamim bin Aus bin Kharijah Ad-Dari, Abu Ruqayyah. Beliau salah seorang shahabat Rasul yang mulia. Beliau masuk Islam ketika Rasulullah di Madinah. Sepeninggal Khalifah Utsman bin Affan, Tamim meninggalkan kota Madinah dan menetap di Baitul Maqdis hingga meninggal di sana pada tahun 40 H.

Shahabat inilah yang pernah melihat Dajjal dengan kedua matanya. Shahabat inilah yang pernah berbicara dengan Dajjal. Sebelum beragama Islam, Tamim beragama Nasrani. Saat dirinya Nasrani itulah dia melihat Dajjal. Hingga akhirnya Allah lapangkan dadanya untuk menerima Islam, dan ia beritakan kisahnya kepada Rasulullah.

Dalam sebuah hadits riwayat shahih yang dikisahkan oleh Fathimah binti Qais yang dikenal di kalangan ulama dengan seutan Hadits Jassasah, diceritakan mengenai pertemuan Tamim dengan Dajjal.

'Amir bin Syarahil Asy-Sya'bi berkata kepada Fathimah binti Qais, "Kabarkan kepadaku sebuah hadits yang kau dengar dari Rasulullah yang tidak engkau sandarkan kepada seorang pun selain beliau."

Fatimah mengatakan, "Jika engkau kehendaki, akan aku sampaikan."

"Iya, berikan aku hadits itu." jawab Asy-Sya'bi.

Fathimah pun berkisah, "Suatu hari aku mendengar seruan orang yang berseru. Penyeru Rasulullah menyeru, "Ash-shalatu jamiah"

Aku pun segera keluar menuju masjid. Aku shalat bersama Rasulullah dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah selesai shalat, beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan, "Hendaknya masing-masing kalian tetap berada di tempat shalatnya!" Lalu beliau bersabda, "Tahukah kalian, mengapa aku kumpulkan kalian?"

Para shahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Kemudian Rasulullah kembali bersabda dengan kisah yang cukup panjang, beliau berkata, "Sesungguhnya demi Allah, tidaklah aku kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutka kalian, namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari."

"Dahulu, ia seorang Nasrani yang kemudian datang berbaiat (memberikan sumpah setia) dan masuk Islam. Ia mengabariku sebuah kisah yang sesuai dengan apa yang pernah aku kisahkan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal."

"Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Di tengah perjalanan, mereka dipermainkan badai ombak hingga berada di tengah laut selama satu bulan. Hingga, mereka pun terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut. Saat tenggelam matahari, mereka duduk di perahu-perahu kecil. Mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Karena bulu yang sedemikian lebatnya, mereka tidak tahu mana qubul mana dubur."

Mereka pun berkata, "Celaka kamu, ini apa?"

Ia menjawab, "Aku adalah al-Jassasah."

Mereka mengatakan, "Apakah al-Jassasah itu?"

Ia berkata, "Wahai kaum, pergilah kalian kepada seorang lelaki yang ada dalam rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian!"

Berkata Tamim, "Ketika dia menyebutkan kepada kami seorang laki-laki, kami menjadi khawatir kalau-kalau binatang itu ternyata setan. Kami pun bergerak melewatinya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu."

"Ternyata di dalamnya ada orang paling besar yag pernah kami lihat. Ia terikat dengan ikatan paling kuat yang pernah kami ketahui. Kedua tangannya terikat dengan leher, antara dua lutut dan dua mata kaki terikat dengan besi."

Kami bertanya kepadanya, "Celaka, kamu ini apa?"

Ia menjawab, "Kalian telah mampu mengetahui tentang aku, maka beritakan kepadaku siapa kalian ini."

Rombongan Tamim menjawab, "Kami ini orang-orang Arab. Kami menaiki kapal, ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa. Sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan sampai terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu-perahu kecil memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya, tidak diketahui mana qubul mana dubur karena lebat rambutnya. Kemudian kami bertanya, 'Celaka kamu, kamu ini apa?' Ia menjawab, 'Aku adalah al-Jassasah.' Kami pun bertanya, 'Apa itu Jassasah?' Ia malah berkata, 'Wahai kaum, pergilah kalian kepada laki-laki yang ada dalam rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.' Kami pun segera menuju kepadamu, kami khawatir kalau binatang itu ternyata seta."

Lalu orang itu mengatakan, "Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon kurma di Baisan!"

Kami mengatakan, "Tentang apa engakau minta tentang beritanya?"

Dia berkata, "Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kurma apakah masih berbuah."

Kami menjawab, "Iya."

Ia mengatakan, "Sesungguhnya hampir-hampir pohon itu tidak akan mengeluarkan buahnya."

"Kabarkan pula kepadaku tentang danau Thabariyah?" Tanya orang ini.

Kami menjawab, "Tentang apa engkau meminta beritanya?"

"Apakah masih ada airnya" jawabnya.

Mereka menjawab, "Danau itu banyak airnya."

Dia mengatakan, "Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang."

"Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar."

Mereka mengatakan, "Tentang apa engkau minta berita?"

"Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduk masih bertani dengan memanfaatkan airnya?" Tanya orang itu.

Kami menjawab, "Iya, mata air itu deras airnya. Dan penduduk bertani dengannya."

Ia berkata, "Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?"

Mereka menjawab, "Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah)."

Ia mengatakan, "Apakah orang-orang Arab memeranginya?"

Kami menjawab, "Ya."

Ia mengatakan lagi, "Apa yang ia lakukan terhadap orang-orang Arab?"

Maka kami beritakan bahwa ia telah menanga atas orang-orang Arab dan mereka taat kepadanya.

Ia mengatakan, "Itu sudah terjadi?"

Kami katakan, "Ya."

Ia mengatakan, "Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya."

"Sekarang aku akan beritakan kepada kamian tentang diriku. Sesungguhnya aku adalah Al-Masih (Dajjal). Sebentar lagi aku diberi izin untuk keluar, hingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak kutinggalkan satu negeri pun, kecuali aku akan memasukinya dalam waktu 40 malam. Kecuali Makkah dan Thaybah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salah satu kota ini, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangan menghalangiku. Dan sesungguhnya pada tiap gang ada para malaikat yang menjaganya."

Fathimah mengatakan, "Maka Rasulullah bersabda sambil menusukkan tongkatnya di mimbar, "Inilah Thaybah, Inilah Thaybah, Inilah Thaybah -yakni Kota MAdinah-. Apakah aku telah beritahukan kalian tentang hal ini?" sambung Rasulullah.

Orang-orang menjawab, "Iya."

Nabi berkata, "Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku. Kisahnya sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal, serta tentang Makkah dan Madinah."

Kemudian beliau bersabda :
"Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman. Oh tidak! Bahkan dari arah timur! Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur." Sembari beliau mengisyaratkan dengan tangan beliau ke arah timur.

Hadits Jassasah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya : Kitabul Fitan Wa Asyratis Sa'ah, Bab Qishashul Jassasah (4/2261 no. 2942).

Demikian the readers, kisah nabawi yang penuh ibrah, mengisahkan perjalanan Tamim Ad-Dari yang menegangkan. Namun, perjalanan itu menjadi salah satu sebab dia mendapatkan hidayah. Semoga yang sedikit ini, bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiiin..


Sumber : Dikutip dari Majalah Qudwah edisi I, "Di Pulau Misterius Itu Berjumpa Dajjal..!!" dengan perubahan seperlunya.

1 komentar:

  1. Maaf....bgamana cr pengaturan agar kolm pencarianx sesuai yg kita inginkan..diblog saya...terkadang lain kata dimasukkan..lain yang muncul...mhn bntuanx

    BalasHapus