(: Bukan orang lain yang menentukan hidup kita, tapi kita sendiri yang menentukan hidup kita sendiri.. Tentukan pilihan terbaik untuk hidupmu yang sesuai dengan Dien Al-Islam.. :)

Kamis, 22 November 2012

Dzikir yang Dianjurkan Sebelum Tidur


Gambar 1.1
Kamu merasa capek? Lelah beraktivitas selama seharian? Nah, ada solusi nih dari agama kita agama Islam, tepatnya dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa ya solusinya? Let’s check it out.

“Ali berkata : Fathimah mengeluhkan alat penggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu ada seorang tawanan yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Fathimah pergi ke rumah Nabi, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau bersabda : ‘Tetaplah di tempatmu’. Lalu beliau duduk di tengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau bersabda : ‘Ketahuilah, akan kuajarkan  kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada apa yang engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu”. [Hadits Shahih, riwayat Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Baihaqy]

Hadits dari Rasulullah ini mengajarkan kepada kita berbagai manfaat dari isi kandungannya. Masih bingung? Maka marilah kita pelajari maksud dari isi kandungan hadits di atas.

Fathimah merasa lelah karena banyaknya pekerjaan yang harus ditanganinya, berupa pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh alat penggiling. Maka dia pun pergi menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta seorang pembantu, yakni seorang wanita yang bisa membantunya.

Tatkala Fathimah memasuki rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia tidak mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkan Aisyah (Ummul Mukminin). Lalu Fathimah menyebutkan keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliau tiba, Aisyah mengabarkan urusan Fathimah.

Beliau mempertimbangkan permintaan Fathimah. Dan memang beliau mempunyai beberapa orang tawanan perang, ada pula dari kaum wanitanya. Tapi tawanan-tawanan ini akan dijual, dan hasilnya akan disalurkan kepada orang-orang Muslim yang fakir, yang tidak mempunyai tempat tinggal dan makanan kecuali dari apa yang diberikan Rasulullah. Lalu beliau pergi ke rumah Ali, suami Fathimah, yang saat itu keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk rumah Ali dan Fathimah setelah meminta izin dari keduanya. Tatkala beliau masuk, keduanya bermaksud hendak berdiri, namun beliau bersabda : “Tetaplah engkau di tempatmu”. “Telah dikabarkan kepadaku bahwa engkau datang untuk meminta. Lalu apa keperluanmu?”.

Fathimah menjawab : “Ada kabar yang kudengar bahwa beberapa pembantu telah datang kepada engkau. Maka aku ingin agar engkau memberiku seorang pembatu untuk membantuku membuat roti dan adonannya. Karena hal ini sangat berat bagiku”.

Beliau ersabda : “Mengapa engkau tidak datang meminta yang lebih engkau sukai atau lebih baik dari itu?”. Kemudian beliau member isyarat kepada keduanya, bahwa jika keduanya hendak tidur, hendaklah bertasbih kepada Allah, bertakbir, dan bertahmid dengan bilangan tertentu yang disebutkan kepada keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata : “Itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu”.

Mungkin kamu bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta Fathimah dengan dzikir? Maka marilah kita simak kisah singkat berikut.

Ibnul Qayyim mengisahkan tentang gurunya  (Ibnu Taimiyyah, wafat 728 H) bahwa beliau sangat memperhatikan dzikir-dzikir sebelum tidur, dan beliau pun jarang kelelahan. Beliau dapat menulis satu kitab dalam satu hari, padahal kitab tersebut diselesaikan juru tulis pada zaman itu selama satu minggu, dan tulisan beliau sangat bagus. Sampai sekarang pun masih kita dapatkan kitab-kitab beliau sangat banyak.

Nah, maka Ibnu Taimiyyah menyimpulkan seperti ini, orang yang banyak dzikir sebelum beragkat tidur, tidak akan merasa letih. Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu Rasulullah mengajarkan dzikir itu.

Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khusunya untuk saya dan umumnya untuk kalian. Jika ada kesalahan, saya mohon maaf. Bila masih ada kesempatan, semoga kita bisa saling mengingatkan lagi sesuatu yang lebih bermanfaat dari ini. Syukron. ^^


Sumber :
- Majalah Izzudin edisi 66, "Wasiat Sebelum Tidur" dengan perubahan seperlunya
- Gambar : http://iniunic.blogspot.com/2012/11/13-tips-agar-tidur-enak.html
Read more>>

Minggu, 18 November 2012

Tips Belajar Buat Anak Muda Super Sibuk


Lo sibuk? Sibuk ngurusin organisasi? Nyelesein seabrek tugas dari guru? Atau banyak ulangan? Nah, lo yang super sibuk abis kuadrat banget ala anak muda kayak begini ini (panjang amaaat x_x), tetep pingin berprestasi, kan? Plus mbanggain orang tua, guru, dan sekolah, kan? Ya, kan? Ya, kan? (ga usah basa basi deh -_-) Gue yang super duper baik hati sampai mati tak ada yang menyaingi ini nih (lebaaay!! lebaaayy!! -..-), mau kasih elo elo dan elo sebuah tips yang manjur bin mujarab supaya hidup lo mujur dan keinginan lo kesampaian ala Islam. Ini nih tipsnya, capcuss!!


Al-Khathib rahimahullahu berkata : “Waktu terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur, setelah itu pertengahan siang, kemudian waktu pagi.”

Beliau berkata lagi : “Menghafal di malam hari lebih bermanfaat daripada di siang hari, dan menghafal ketika lapar lebih bermanfaat daripada menghafal dalam keadaan kenyang.”

Islam pun juga mengatur waktu-waktu dan kegiatan apa saja yang cocok saat waktu itu. Kapan saja dan apa kegiatannya? Yuk bahas, cekidot!

  • Waktu terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur
  • Waktu terbaik untuk membahas/meneliti (suatu permasalahan) adalah di awal pagi
  • Waktu terbaik untuk menulis adalah di tengah siang
  • Dan waktu terbaik untuk menelaah dan mengulang (pelajaran) adalah malam hari

Saking sempurnanya Islam, Islam pun juga mengatur tempat-tempat yang sesuai buat kita agar belajar dengan tenang.

Al-Khathib rahimahullahu juga berkata : “Tempat terbaik untuk menghafal adalah di dalam kamar, dan setiap tempat yang jauh dari hal-hal yang melalaikan.”

Beliau menyatakan pula : “Tidaklah terpuji untuk menghafal di hadapan tetumbuhan, yang menghijau, atau di sungai, atau di tengah jalan, di tempat yang gaduh, karena hal-hal itu umumnya akan menghalangi kosongnya hati.”

Sungguh sempurnya Islam Rahmatan lil ‘alamin. Dalam agama yang diridhoi Allah ini, telah diatur segala aspek dalam kehidupan kita agar kita tak menyimpang menuju kemaksiatan sedikit pun. Banggalah wahai muslim dan muslimah! Karena kita selalu dijaga oleh Allah Ta’ala.

Nah, itulah deretan tips-tips belajar ala Islam. Sekarang gue pun juga mau berbagi tips belajar dan tentunya ala gue sendiri. Sekali-kali dong, gue mau bagi-bagi sesuatu yang bermanfaat buat elo semua. Berikut uraiannya.

  • Yang pertama, bagi waktu lo, tenaga lo, dan pikiran lo. Jangan cuma bagi waktu doang, kalo lo  kecapekan trus pikiran lo ke mana-mana, percuma. Karena yang paling penting itu pikiran lo. Cobalah buat fokus pada satu tujuan, jangan melenceng ke tujuan yang lain. Insyaallah tujuan lo bakal kesampaian, hasil pun memuaskan.
  • Yang kedua, perhatiin guru waktu lagi ngajar. Catat hal-hal penting dari apa yang disampaikan guru lo. Kalo lo lagi males, biasa kan kalo anak muda sering males, pinjem catatan temen lo yang terpercaya. Maksudnya terpercaya itu, catatannya lengkap, mudah dipahami, dan nggak basa-basi. Usahakan agar segera disalin sebelum hafalan lo hilang.
  • Yang ketiga, dahulukan tugas. Tugas itu penting. Hampir separuh dari nilai akhir lo berasal dari tugas. Jadi jangan sepelekan tugas. Jika ada ulangan dan tugas bersamaan, tugas tetep dinomorsatukan, soal ulangan nanti, kan bisa njawabnya pake penalaran/ngawur gitu(waaaaa, ketahuaaaan XD).
  • Yang keempat, rela berkorban. Lo harus mau berkorban (bukan berkorban kalo idul adha loh ya -_-).  Maksudnya, lo kalo ulangan harus belajar mati-matian. Mau sengantuk apapun, secapek apapun, semales apapun, usahakan tanamkan dalam diri lo kalo lo nggak belajar, lo nggak bakal bisa jawab. At least, lo mudeng apa yang lo baca, itu aja.
  • Yang kelima, keep happy. Apapun yang terjadi, lo harus tetep happy walaupun lagi marah, sedih, galau, gundah, gulana, atau apapun. Termasuk belajar, usahakan saat belajar lo bisa happy soalnya karena happy tersebut, apa yang lo baca bisa masuk ke otak. Seperti kata banyak orang, hadapi semuanya dengan senyuman. Kalo lo nggak bisa, anggap belajar sebagai refreshing atau buat hati lo jadi happy, bisa dengan belajar sambil dengerin musik, nyanyi, puisi, nari, atau apalah. Yang penting, BELAJAR, BUAT HAPPY-lah!
  • Yang keenam, lo harus pede. Pede di sini nggak diartikan sebagai lo maju trus nggak boleh gemeteran gitu. Tapi, pede di sini diartikan percaya diri sama kemampuan lo waktu ulangan. Jadi usahakan lo jangan nyontek jawaban temen lo. Kan beda rasanya hasil ulangan lo dengan nyontek dan jujur. Lagipula, nanti dipertanggung jawabkan, loh, di akhirat nanti.
  • Yang ketujuh, sering-sering deh bantu orang tua. Jangan sampe buat mereka marah. Gimana coba nanti kalo gara-gara lo nakal, ortu lo jadi ndo'ain kamu ga lulus? Hayo?!?!? Berabe kan? Makanya raihlah ridho dan restu ortu lo agar semua yang lo kerjain bisa sukses 'n hasilnya memuaskan. Sip ga tuh?
  • Yang terakhir sekaligus yang terpenting, ibadah sama Allah. Lo harus tingkatin tuh shalat tahajud, shalat hajat, ngaji, shalat dhuha, perbanyak do’a, dan segala macam ibadah lainnya. Lo nggak bisa tanpa bantuan Allah. Meskipun lo udah belajar mati-matian selama 7 hari 7 malam, kalo Allah nggak menghendaki lo bakal lulus di atas kkm, nggak bakal bisa. Makanya, minta bantuan sama Allah. Insyaallah kalo lo sungguh-sungguh, do’a lo bakal dikabulin oleh Allah. Beneran deh.

Demikian yang sedikit ini yang bisa gue sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi elo semua pada umumnya dan gue pada khususnya. Semoga yang mau ujian, bisa lulus dengan hasil memuaskan. Jika ada kesempatan, semoga gue bisa ngasih elo sesuatu yang lebih bermanfaat daripada ini. Syukron. C U! ^_^
Read more>>

Rabu, 14 November 2012

Karena Terdampar, Berjumpa Dajjal

Sebelum kita membahas bagaimana bisa seseorang, atas izin Allah, bisa bertemu Dajjal, ada baiknya kita bahas apa hakikat Dajjal sebenarnya.

Dajjal adalah sesosok laki-laki dari anak Adam yang memiliki ciri-ciri sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih. Di antara ciri Dajjal, dia adalah seorang pemuda. Kulitnya merah, berbadan besar, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, mata sebelah kanannya buta. Matanya ini tidak menonjol keluar juga tidak tenggelam, seolah-olah buah anggur yang masak (tak bercahaya), pada sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudut matanya. Di antara kedua matanya terdapat tulisan huruf kaf, fa', ra' secara terpisah, atau tulisan "kafir", yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang bisa menulis arab maupun tidak. Tanda lainnya ialah ia seorang yang mandul, tidak punya anak. Semua ciri-ciri ini disebutkan dalam sabda-sabda Rasulullah.

Nah, sudah tahu, kan ciri-cirinya? Sekarang marilah kita simak kisahnya..

Namanya Tamim bin Aus bin Kharijah Ad-Dari, Abu Ruqayyah. Beliau salah seorang shahabat Rasul yang mulia. Beliau masuk Islam ketika Rasulullah di Madinah. Sepeninggal Khalifah Utsman bin Affan, Tamim meninggalkan kota Madinah dan menetap di Baitul Maqdis hingga meninggal di sana pada tahun 40 H.

Shahabat inilah yang pernah melihat Dajjal dengan kedua matanya. Shahabat inilah yang pernah berbicara dengan Dajjal. Sebelum beragama Islam, Tamim beragama Nasrani. Saat dirinya Nasrani itulah dia melihat Dajjal. Hingga akhirnya Allah lapangkan dadanya untuk menerima Islam, dan ia beritakan kisahnya kepada Rasulullah.

Dalam sebuah hadits riwayat shahih yang dikisahkan oleh Fathimah binti Qais yang dikenal di kalangan ulama dengan seutan Hadits Jassasah, diceritakan mengenai pertemuan Tamim dengan Dajjal.

'Amir bin Syarahil Asy-Sya'bi berkata kepada Fathimah binti Qais, "Kabarkan kepadaku sebuah hadits yang kau dengar dari Rasulullah yang tidak engkau sandarkan kepada seorang pun selain beliau."

Fatimah mengatakan, "Jika engkau kehendaki, akan aku sampaikan."

"Iya, berikan aku hadits itu." jawab Asy-Sya'bi.

Fathimah pun berkisah, "Suatu hari aku mendengar seruan orang yang berseru. Penyeru Rasulullah menyeru, "Ash-shalatu jamiah"

Aku pun segera keluar menuju masjid. Aku shalat bersama Rasulullah dan aku berada pada shaf wanita yang langsung berada di belakang shaf laki-laki. Tatkala Rasulullah selesai shalat, beliau duduk di mimbar dan tertawa seraya mengatakan, "Hendaknya masing-masing kalian tetap berada di tempat shalatnya!" Lalu beliau bersabda, "Tahukah kalian, mengapa aku kumpulkan kalian?"

Para shahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."

Kemudian Rasulullah kembali bersabda dengan kisah yang cukup panjang, beliau berkata, "Sesungguhnya demi Allah, tidaklah aku kumpulkan kalian untuk sesuatu yang menggembirakan atau menakutka kalian, namun aku kumpulkan kalian karena Tamim Ad-Dari."

"Dahulu, ia seorang Nasrani yang kemudian datang berbaiat (memberikan sumpah setia) dan masuk Islam. Ia mengabariku sebuah kisah yang sesuai dengan apa yang pernah aku kisahkan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal."

"Ia memberitakan bahwa ia naik kapal bersama 30 orang dari kabilah Lakhm dan Judzam. Di tengah perjalanan, mereka dipermainkan badai ombak hingga berada di tengah laut selama satu bulan. Hingga, mereka pun terdampar di sebuah pulau di tengah lautan tersebut. Saat tenggelam matahari, mereka duduk di perahu-perahu kecil. Mereka memasuki pulau tersebut hingga menjumpai binatang yang berambut sangat lebat dan kaku. Karena bulu yang sedemikian lebatnya, mereka tidak tahu mana qubul mana dubur."

Mereka pun berkata, "Celaka kamu, ini apa?"

Ia menjawab, "Aku adalah al-Jassasah."

Mereka mengatakan, "Apakah al-Jassasah itu?"

Ia berkata, "Wahai kaum, pergilah kalian kepada seorang lelaki yang ada dalam rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian!"

Berkata Tamim, "Ketika dia menyebutkan kepada kami seorang laki-laki, kami menjadi khawatir kalau-kalau binatang itu ternyata setan. Kami pun bergerak melewatinya dengan cepat sehingga kami masuk ke tempat ibadah itu."

"Ternyata di dalamnya ada orang paling besar yag pernah kami lihat. Ia terikat dengan ikatan paling kuat yang pernah kami ketahui. Kedua tangannya terikat dengan leher, antara dua lutut dan dua mata kaki terikat dengan besi."

Kami bertanya kepadanya, "Celaka, kamu ini apa?"

Ia menjawab, "Kalian telah mampu mengetahui tentang aku, maka beritakan kepadaku siapa kalian ini."

Rombongan Tamim menjawab, "Kami ini orang-orang Arab. Kami menaiki kapal, ternyata kami bertepatan mendapati laut sedang bergelombang luar biasa. Sehingga kami dipermainkan ombak selama satu bulan sampai terdampar di pulaumu ini. Kami pun naik perahu-perahu kecil memasuki pulau ini dan bertemu dengan binatang yang sangat lebat dan kaku rambutnya, tidak diketahui mana qubul mana dubur karena lebat rambutnya. Kemudian kami bertanya, 'Celaka kamu, kamu ini apa?' Ia menjawab, 'Aku adalah al-Jassasah.' Kami pun bertanya, 'Apa itu Jassasah?' Ia malah berkata, 'Wahai kaum, pergilah kalian kepada laki-laki yang ada dalam rumah ibadah itu. Sesungguhnya ia sangat merindukan berita kalian.' Kami pun segera menuju kepadamu, kami khawatir kalau binatang itu ternyata seta."

Lalu orang itu mengatakan, "Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon kurma di Baisan!"

Kami mengatakan, "Tentang apa engakau minta tentang beritanya?"

Dia berkata, "Aku bertanya kepada kalian tentang pohon kurma apakah masih berbuah."

Kami menjawab, "Iya."

Ia mengatakan, "Sesungguhnya hampir-hampir pohon itu tidak akan mengeluarkan buahnya."

"Kabarkan pula kepadaku tentang danau Thabariyah?" Tanya orang ini.

Kami menjawab, "Tentang apa engkau meminta beritanya?"

"Apakah masih ada airnya" jawabnya.

Mereka menjawab, "Danau itu banyak airnya."

Dia mengatakan, "Sesungguhnya hampir-hampir airnya akan hilang."

"Kabarkan kepadaku tentang mata air Zughar."

Mereka mengatakan, "Tentang apa engkau minta berita?"

"Apakah di mata air itu masih ada airnya? Dan apakah penduduk masih bertani dengan memanfaatkan airnya?" Tanya orang itu.

Kami menjawab, "Iya, mata air itu deras airnya. Dan penduduk bertani dengannya."

Ia berkata, "Kabarkan kepadaku tentang Nabi Ummiyyin, apa yang dia lakukan?"

Mereka menjawab, "Ia telah muncul dari Makkah dan tinggal di Yatsrib (Madinah)."

Ia mengatakan, "Apakah orang-orang Arab memeranginya?"

Kami menjawab, "Ya."

Ia mengatakan lagi, "Apa yang ia lakukan terhadap orang-orang Arab?"

Maka kami beritakan bahwa ia telah menanga atas orang-orang Arab dan mereka taat kepadanya.

Ia mengatakan, "Itu sudah terjadi?"

Kami katakan, "Ya."

Ia mengatakan, "Sesungguhnya baik bagi mereka untuk taat kepadanya."

"Sekarang aku akan beritakan kepada kamian tentang diriku. Sesungguhnya aku adalah Al-Masih (Dajjal). Sebentar lagi aku diberi izin untuk keluar, hingga aku keluar lalu berjalan di bumi dan tidak kutinggalkan satu negeri pun, kecuali aku akan memasukinya dalam waktu 40 malam. Kecuali Makkah dan Thaybah, keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salah satu kota ini, malaikat menghadangku dengan pedang terhunus di tangan menghalangiku. Dan sesungguhnya pada tiap gang ada para malaikat yang menjaganya."

Fathimah mengatakan, "Maka Rasulullah bersabda sambil menusukkan tongkatnya di mimbar, "Inilah Thaybah, Inilah Thaybah, Inilah Thaybah -yakni Kota MAdinah-. Apakah aku telah beritahukan kalian tentang hal ini?" sambung Rasulullah.

Orang-orang menjawab, "Iya."

Nabi berkata, "Sesungguhnya cerita Tamim menakjubkanku. Kisahnya sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal, serta tentang Makkah dan Madinah."

Kemudian beliau bersabda :
"Ketahuilah bahwa ia berada di lautan Syam atau lautan Yaman. Oh tidak! Bahkan dari arah timur! Tidak, dia dari arah timur. Tidak, dia dari arah timur." Sembari beliau mengisyaratkan dengan tangan beliau ke arah timur.

Hadits Jassasah diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya : Kitabul Fitan Wa Asyratis Sa'ah, Bab Qishashul Jassasah (4/2261 no. 2942).

Demikian the readers, kisah nabawi yang penuh ibrah, mengisahkan perjalanan Tamim Ad-Dari yang menegangkan. Namun, perjalanan itu menjadi salah satu sebab dia mendapatkan hidayah. Semoga yang sedikit ini, bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiiin..


Sumber : Dikutip dari Majalah Qudwah edisi I, "Di Pulau Misterius Itu Berjumpa Dajjal..!!" dengan perubahan seperlunya.
Read more>>