Assalamu'alaikum! Halo, Sobat! Akhirnya setelah lebih dari 1 tahun blog ini sepi, akhirnya penulis punya peluang waktu untuk mengisi lagi! Yeee! Kali ini kita akan membahas salah satu tokoh kebanggan kita yaitu Umar bin Al Khatab! Kalau Abu Bakar terkenal dengan pendiriannya yang kuat. Kedermawanan dan
sifat Sami’na wa ‘atha’na-nya kepada Rasulullah r. Maka
Umar terkenal dengan keberaniannya dan kecerdasannya dalam melakukan
berbagai ijtihad dalam pemerintahannya.
Pemberani, Jagoan, dan Petarung Ulung (Fighter)
Umar t dijuluki Al-Faruq karena beliau merupakan pemisah
antara kebenaran dan kebatilan. Julukannya adalah Abu Hafshin (bapaknya singa)
kaena keberaniannya. Kalau anak singa saja sudah sangat jantan dan pemberani.
Apalagi bapaknya singa. Tentu lebih jagoan, heroik dan sangat pemberani.
Umar ikut dalam semua peperangan. Ini menunjukkan betapa
beliau memang jagoan yang tiada duanya. Dalam riwayat Ibnu Asakir dari
Ali tdinyatakan, “Aku tidak mengetahui seorangpun yang berhijrah kecuali
ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi, kecuali Umar bin Al-Khatab. Ketika
Umar berhijrah ia menyandang pedang, meletakkan busur panah di pundaknya dan di
tangannya terhunus anak panah. Lalu ia mendatangi ka’bah dimana saat itu
pembesar Quraisy sedang berada dihalamannya. Lalu ia thawaf sebanyak tujuh kali
dan mengerjakan shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim.
Kemudian beliau
mendatangi kumpulan mereka satu persatu, seraya berkata dengan muka seram dan
menakutkan, “Sesungguhnya aku berniat untuk berhijrah siapa yang ingin ibunya
celaka, anaknya menjadi yatim, maka besok temuilah aku di belakang lembah ini”
akan tetapi nyatanya tak seorangpun musyrikin Quraisy yang berani menghadang
Umar.
Bukan hanya manusia yang
takut, setan pun juga takut dengan Umar. Rasulullah r berkata
kepadanya, “Wahai Umar, Demi Dzat yang menguasai jiwaku (Allah), tidak pernah
setan itu mau melewati jalan yang biasa engkau lawati, tetapi ia melewati jalan
yang biasa dilewati oleh orang selainmu.”(HR. Al-Bukhari dari Sa’ad bin Abi
Waqash.)
Kepemimpinan (Leadership)
Tak seorangpun yang
meragukan kepimimpinan Umar t. Ia adalah tokoh besar setelah
Rasulullah r dan Abu Bakar t. Pada masanya kekuasaan Islam
bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah
(nama sebuah daerah di libya), Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Nahawadnd,
Jurjan, Basrah, Kufah, dan Kairo.
Dalam hal ibadah, Umar
juga memberikan contoh yang sangat luar biasa. DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam
bukunya Tarbiyah Ruhiyah menyatakan, Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Umar
bin Al-Khatab t pergi ke kebunnya. Ketika pulang didapatinya
orang-orang sudah selesai melaksanakan shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku
pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar!…kini
kebunku aku jadikan shadaqah untuk orang-orang miskin.”
Dalam hal ibadah, Umar
juga memberikan contoh yang sangat luar biasa. DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam
bukunya Tarbiyah Ruhiyah menyatakan, Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Umar
bin Al-Khatab t pergi ke kebunnya. Ketika pulang didapatinya
orang-orang sudah selesai melaksanakan shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku
pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar!…kini
kebunku aku jadikan shadaqah untuk orang-orang miskin.”
Lebih lanjut belaiu
bercerita, “Suatu hari, Umar pernah disibukkan oleh suatu urusan sehingga waktu
maghrib lewat sampai muncul dua bintang. Maka setelah melaksanakan shalat
Maghrib beliau memerdekakkan dua orang budak.”
Seorang pemimpin bukan
hanya pandai pidato, pandai bicara dan pandai berteori, tapi juga harus pandai
memberikan qudwah, contoh dan tauladan. Dan Umar telah membuktikan
itu semuanya. Yaitu membuktikan dengan kerja dan amal nyata.
Kecerdasan (Conceptual Thinking)
Pemikiran Konseptual
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan yang yidak nampak
dengan jelas. Termasuk di dalamnya menyimpulkan informasi yang beragam dan
tidak lengkap menjadi sesuatu yang jelas, mengidentifikasi kunci atau dasar
pemikiran dalam situasi yang kompleks dan menciptakan konsep-konsep yang baru. Konsep-konsep baru atau ijtihad Umar
tersebut antara lain:
- Mengimpun Al-Qur’an Al-Karim dalam bentuk Mushaf.
- Menetapkan tahun hijriyah sebagai kalender umat islam.
- Menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah tarawih dengan satu imam.
- Membentuk kas Negara (Baitul Mal).
- Menciptakan lembaga peradilan.
- Mnjadikan beberapa wilayah sebagai pusan peradaban dan kebudayaan Islam seperti di Kufah dan Basrah.
- Menetapkan hukuman cambuk kepadsa peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk.
- Mencetak mata uang dirham.
- Mengaudit harta para pejabat dan pegawai.
Ijtihad-ijtihad
Umar t tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah pemikir ulung. Beliau
menata pemerintahannya dengan konsep manajemen modern. Padaha sebelumnya masih
dalam bentuk teori-teori dan konsep-konsep yang bersifat umum.
Dalam masalah ilmu
sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Hakim dan At-Thabrani dari Ibnu
Mas’ud t berkata, “Seandainya ilmu Umar diletakkan pada tepi
timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi
timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar lebih berat dibandingkan ilmu mereka.
Mayoritas sahabat berpendapat bahwa Umar menguasai 9/10 dari ilmu.”
Pendapat-pendapat beliau
juga sejalan dengan Al-Qur’an dalam enam masalah. Dalam masalah tawanan Perang
Badar, hijab bagi istri-istri Nabi, larangan menshalati orang munafik, shalat
di maqam Ibrahim dan thalak terhadap istri-istri Nabi r.
Pelayan Umat (Customer Service Orientation)
Umar t adalah
pemimpin yang sangat melayani dan memperhatikan rakyatnya. Pernahkah anda
melihat Presiden Indonesia memikul jagung di atas pundaknya untuk rakyatnya?
Jangankan Presiden, Lurah saja tidak pernah kita melihatnya?
Qatadah berkata, “Pada
suatu hari Umar memakai jubah terbuat dari bulu domba yang sebagiannya dipenuhi
dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau seorang khalifah. Kemudian
beliau berjalan mendatangi pasar sambil memikul jagung untuk menjamu
orang-orang.”
Abdullah, puteranya
berkata, “Umar bin Al-Khatab berkata, “Seandainya ada anak kambing yang mati di
tepian sungai Eufrat, maka Umar t merasa takut diminta
pertanggungjawaban oleh Allah U.”
Bandingkan dengan di
Indonesia! Berapa ratus ribu nyawa manusia telah mati? Adakah pejabat itu takut
kepada Allah? Adakah di antara mereka yang mengundurkan diri?
Betul-betul pribadi yang
agung dan mulia. Sangat dermawan dan sangat sederhana dalam hidupnya. Padahal
saat itu beliau sebagai presiden dan penguasa besar yang wilayahnya sangat
luas. Jika beliau mau, tentu dunia dan isinya akan menghampirinya dengan cara
yang halal. Sekali lagi dengan cara yang halal, bukan syubhat apalagi haram.
Tapi beliau tidak mau. Beliau lebih memilih hidup wara’ dan tawadhu’.
Nah, sekian dari penulis.. Semoga bermanfaat dan semoga bisa diberi keluangan waktu untuk terus update di blog ini..^^ Terimakasih dan wassalamu'alaikum!!