(: Bukan orang lain yang menentukan hidup kita, tapi kita sendiri yang menentukan hidup kita sendiri.. Tentukan pilihan terbaik untuk hidupmu yang sesuai dengan Dien Al-Islam.. :)

Minggu, 14 Mei 2017

Indonesia Tetap Harus Waspada Leptospirosis

Leptospirosis adalah suatu penyakit yang bersumber dari binatang (zoonosis) yaitu bakteri Leptospira yang bersifat akut. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian seseorang dan sering endemik di tempat-tempat kumuh baik di desa maupun di kota, terutama pada daerah rawan banjir dengan curah hujan yang cukup tinggi. Leptospirosis sering susah terdiagnosis karena sulit dibedakan dari penyakit endemik lain (Amin, 2016; Kemenkes RI, 2015).

Diperkirakan 0,1 hingga 1 per 100.000 orang yang tinggal di daerah subtropis per tahun menderita leptospirosis, meningkat hingga 10 atau lebih per 100.000 orang di daerah tropis. Di Indonesia sendiri diketahui pada tahun 2012 dilaporkan terdapat 239 kasus leptospirosis dengan 29 kasus kematian (Amin, 2016).

Diketahui dari republika.co.id (2017) bahwa kasus leptospirosis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinas Kesehatan DIY, Elvy Effendi, kasus leptospirosis di DIY tahun lalu (2016) ada sebanyak 114 kasus dan total yang meninggal ada enam orang. Jika dibandingkan sekarang, pada bulan Maret lalu diketahui bahwa sudah ada 71 kasus dengan jumlah orang yang meninggal sebanyak 16 orang, yang berarti terjadi peningkatan yang sangat serius untuk kasus leptospirosis di DIY ini. Wilayah bagian DIY yang paling banyak terjadi kasus leptospirosis yaitu di Kabupaten Gunung Kidul yang kebanyakan pasien kasus leptospirosis bekerja sebagai petani.

Bakteri Leptospira, bakteri penyebab penyakit leptospirosis, mampu bertahan hidup selama berhari-hari atau berminggu-minggu pada kondisi hangat, lembap, dan sedikit alkali, terutama di air segar yang tenang atau mengalir lambat dengan suhu sedang di musim panas serta di tanah yang lembap dan air di daerah tropik, terutama di musim hujan. Proses masuknya bakteri ini ke tubuh manusia biasanya terjadi melalui kontak dengan air atau tanah lembap yang terkontaminasi, lalu bakteri akan masuk lewat kulit yang terabrasi (luka) atau membran mukosa intak seperti mata, mulut, nasofaring, atau esofagus.

Menurut Supraptono, Sumiarto, dan Pramono (2011), ada empat hal yang paling mempengaruhi terjadinya kasus leptospirosis. Yang pertama, mengenai pemakaian alat pelindung diri (APD). Banyak dari masyarakat tidak terbiasa memakai alat pelindung diri seperti alas kaki, sarung tangan, dan masker. Di sini, peran pemerintah sangat penting, seperti dengan meningkatkan keterjangkauan masyarakat akan APD baik ketersediaan maupun kemudahan dan daya beli masyarakat. 

Yang kedua adalah kontak dengan daging atau bagian tubuh hewan yang mati. Masyarakat masih kurang kesadaranya terutama dalam membersihkan diri dengan disinfektan seperti detergen setelah melakukan kontak dengan daging dan atau bagian tubuh hewan yang mati. Yang ketiga adalah kontak dengan genangan air. Maka dari itu, Kepala Bidang P2MK Dinas Kesehatan DIY sudah menghimbau supaya masyarakat  terutama petani supaya memakai alas kaki saat di sawah dan mengubur tikus mati jika ada. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kontak manusia dengan faktor-faktor penyebab leptospirosis.

Yang keempat adalah masalah pendidikan rendah. Terlihat dengan jelas bahwa orang dengan pendidikan rendah cenderung akan terkena leptospirosis dibandingan dengan orang yang berpendidikan lebih tinggi. Pendidikan akan sangat mempengaruhi daya terima saat diadakan suatu penyuluhan dan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan leptosirosis. Orang yang berpendidikan tinggi cenderung akan memahami dan mempraktikkan ha-hal yang dia terima dan apa yang dianggap penting.

Maka dari itu, memahami faktor-faktor penyebab seringnya terjadi leptospirosis itu penting karena dari tahun ke tahun, kasus leptospirosis cenderung untuk naik. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, diharapkan terjadinya leptospirosis ampu dicegah sehingga jumlah kasusnya bisa menurun.


Sumber:
  • Amin, LZ (2016). Leptospirosis. CDK-243. 43 (8). 576-580
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2015). Leptospirosis: Kenali dan Waspadai
  • Ridarineni, N (2017). Kasus Leptospirosis di DIY Meningkat, 16 Korban Jiwa. Available at http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/03/28/onisgu284-kasus-leptospirosis-di-diy-meningkat-16-korban-jiwa (accessed on Sunday, 14th of May 2017)
  • Supraptono, B, B Sumiarto, D Pramono (2011). Interaksi 13 Faktor Risiko Leptospirosis. Berita Kedokteran Masyarakat. 27 (2). 55-65
Read more>>

Sabtu, 25 Maret 2017

Imunisasi, Bolehkah?


Setahun yang lalu, pernah terdengar isu bahwa imunisasi itu haram. Isu tersebut muncul karena banyak hal. Seperti yang terjadi di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, para orang tua menolak anak-anaknya diimunisasi dengan alasan takut anaknya sakit kemudian meninggal, serta saat itu sedang hangatnya desas-desus bahwa vaksin imunisasi mengandung minyak babi sehingga petinggi agama di darah itu melarang pemakaian imunisasi. Meskipun sudah berkali-kali diedukasi dan diberitahu bahwa vaksin tersebut tidak mengandung minyak babi oleh petugas puskesmas, para orang tua tersebut tetap beranggapan bahwa imunisasi itu dilarang (liputan6.com).

Lain halnya dengan Kampung Ciganggot, Desa Cisaladah, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, pada Agustus tahun lalu, saat diadakan PIN (Pekan Imunisasi Nasional), tidak ada warga yang keluar sama sekali dari rumahnya masing-masing, bahkan sampai ada yang mengunci pintu rumahnya. Ketika petugas menggedor-gedor pintu rumah warga, tidak ada yang keluar.(kompas.com).

Ada juga yang berpendapat bahwa tidak perlu adanya perlakuan imunisasi denga alasan bahwa setiap manusia sudah mempunyai kekebalan tubuh masing-masing, jadi mereka menyangka bahwa tidak ada manfaatnya diimunisasi, lagipula imunisasi juga menyebabkan efek samping seperti panas, gatal-gatal, dan lain-lain.

Imunisasi sendiri adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu (Saka Bakti Husada, Departemen Kesehatan RI, 2013). Sejalan dengan pengertiannya, tujuan imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibatpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Memang benar, manusia sejak lahir telah dianugerahi kekebalan tubuh sehingga mampu melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuhnya dengan sendirinya. Namun, perlu diketahui bahwa kekebalan ini termasuk ke dalam kekebalan pasif yang didapat dari kekebalan (antibodi) dari ibunya saat masih berada dalam kandungan. Sayangnya, kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara, sekitar beberapa hari atau beberapa minggu saja, dan belum beroperasi secara sempurna (Mulyani, 2013).

Maka dari itu, diperlukan adanya kekebalan aktif, dan kekebalan ini bersifat selamanya, tidak seperti kekebalan pasif. Untuk memperoleh kekebalan aktif ini ada dua cara, yang pertama diperoleh saat seseorang mengalami sakit karena infeksi dari suatu kuman penyakit (alami) dan yang kedua diperoleh dengan imunisasi (buatan). Lalu, untuk apa diperlukan imunisasi jika dengan cara alami sudah mampu mendapat kekebalan aktif? Imunisasi diberikan untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga jika kelak ketika seseorang terpapar suatu penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (Saka Bakti Husada, Departemen Kesehatan RI, 2013). Maka, tanpa imunisasi, apabila seseorang terkena penyakit tertentu, risiko seseorang dalam penyakit tersebut lebih berat dan mungkin saja menyebabkan kematian.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan fatwa mengenai hukum imunisai yangtertuang dalam Fatwa nomor 4 tahun 2016. Dalam fatwa tersebut, imunisasi pada dasarnya diperbolehkan sebagai bentuk usaha mewujudkan kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya suatu penyakit. Vaksin yang dipakai untuk imunisasi haruslah yang halal dan suci. Apabila vaksin mengandung bahan yang haram dan najis maka hurumnya jadi haram, kecuali dalam kondisis darurat, belum ditemukan adanya vaksin maupun bahan vaksin yang halal dan suci, dan adanya keterangan dari tenaga medis yang kompeten. Imunisasi menjadi wajib dilakukan apabila seseorang tersebut jika tidak diimunisasi dapat menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa. Sebaliknya, imunisasi tidak boleh dilakukakn apabila dapat menimbulkan efek yang berbahaya menurut pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa imunisasi adalah hal yang penting untuk dilakukan. Para ahli tenaga medis telah melakukan kajian yang panjang untuk membuat suatu vaksin yang bermanfaat dan tidak membahayakan. Sehingga, hendaknya mulai sekarang masyarakt membiasakan untuk selalu berpartisipasi pada program imunisasi yang telah diadakan puskesmas setempat. Dimulai dari diri sendiri, kemudian saling mengingatkan satu sama lain mengenai pentingnya imunisasi. Maka dari itu, diharapkan akan terwujud Indonesia rajin imunisasi sehingga meningkatkan tingkat kesehatan rakyat Indonesia.



Sumber:
http://regional.liputan6.com/read/2457184/warga-desa-ini-anggap-imunisasi-polio-haram-dan-membahayakan (diakses pada Sabtu, 24 Maret 2017 pukul 22.31 WIB)
http://regional.kompas.com/read/2016/09/15/12592461/ada.anggapan.imunisasi.haram.satu.kampung.di.purwakarta.tolak.imunisasi (diakses pada Sabtu, 24 Maret 2017 pukul 22.44 WIB)
https://www.dream.co.id/news/fatwa-mui-imunisasi-haram-jika-1603104.html (diakses pada Sabtu, 25 Maret 2017 pukul 09.22 WIB)
Saka Bakti Husada (2013). Krida Pengendalian Penyakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Mulyani (2013). Sistem Imun. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
Read more>>

Rabu, 26 November 2014

Umar bin Al Khathab

Assalamu'alaikum! Halo, Sobat! Akhirnya setelah lebih dari 1 tahun blog ini sepi, akhirnya penulis punya peluang waktu untuk mengisi lagi! Yeee! Kali ini kita akan membahas salah satu tokoh kebanggan kita yaitu Umar bin Al Khatab! Kalau Abu Bakar terkenal dengan pendiriannya yang kuat. Kedermawanan dan sifat Sami’na wa ‘atha’na-nya kepada Rasulullah r. Maka Umar terkenal dengan keberaniannya dan kecerdasannya dalam melakukan berbagai ijtihad dalam pemerintahannya.


Pemberani, Jagoan, dan Petarung Ulung (Fighter)

Umar t dijuluki Al-Faruq karena beliau merupakan pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Julukannya adalah Abu Hafshin (bapaknya singa) kaena keberaniannya. Kalau anak singa saja sudah sangat jantan dan pemberani. Apalagi bapaknya singa. Tentu lebih jagoan, heroik dan sangat pemberani.

Umar ikut dalam semua peperangan. Ini menunjukkan betapa beliau memang jagoan yang tiada duanya. Dalam riwayat Ibnu Asakir dari Ali tdinyatakan, “Aku tidak mengetahui seorangpun yang berhijrah kecuali ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi, kecuali Umar bin Al-Khatab. Ketika Umar berhijrah ia menyandang pedang, meletakkan busur panah di pundaknya dan di tangannya terhunus anak panah. Lalu ia mendatangi ka’bah dimana saat itu pembesar Quraisy sedang berada dihalamannya. Lalu ia thawaf sebanyak tujuh kali dan mengerjakan shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim.

Kemudian beliau mendatangi kumpulan mereka satu persatu, seraya berkata dengan muka seram dan menakutkan, “Sesungguhnya aku berniat untuk berhijrah siapa yang ingin ibunya celaka, anaknya menjadi yatim, maka besok temuilah aku di belakang lembah ini” akan tetapi nyatanya tak seorangpun musyrikin Quraisy yang berani menghadang Umar.

Bukan hanya manusia yang takut, setan pun juga takut dengan Umar. Rasulullah r berkata kepadanya, “Wahai Umar, Demi Dzat yang menguasai jiwaku (Allah), tidak pernah setan itu mau melewati jalan yang biasa engkau lawati, tetapi ia melewati jalan yang biasa dilewati oleh orang selainmu.”(HR. Al-Bukhari dari Sa’ad bin Abi Waqash.)


Kepemimpinan (Leadership)

Tak seorangpun yang meragukan kepimimpinan Umar t. Ia adalah tokoh besar setelah Rasulullah r dan Abu Bakar t. Pada masanya kekuasaan Islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Syam, Irak, Persia, Mesir, Burqah (nama sebuah daerah di libya), Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Nahawadnd, Jurjan, Basrah, Kufah, dan Kairo.

Dalam hal ibadah, Umar juga memberikan contoh yang sangat luar biasa. DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyah Ruhiyah menyatakan, Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Umar bin Al-Khatab t pergi ke kebunnya. Ketika pulang didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar!…kini kebunku aku jadikan shadaqah untuk orang-orang miskin.”

Dalam hal ibadah, Umar juga memberikan contoh yang sangat luar biasa. DR. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyah Ruhiyah menyatakan, Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Umar bin Al-Khatab t pergi ke kebunnya. Ketika pulang didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan shalat Ashar. Maka beliau berkata, “Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah shalat Ashar!…kini kebunku aku jadikan shadaqah untuk orang-orang miskin.”

Lebih lanjut belaiu bercerita, “Suatu hari, Umar pernah disibukkan oleh suatu urusan sehingga waktu maghrib lewat sampai muncul dua bintang. Maka setelah melaksanakan shalat Maghrib beliau memerdekakkan dua orang budak.”

Seorang pemimpin bukan hanya pandai pidato, pandai bicara dan pandai berteori, tapi juga harus pandai memberikan qudwah, contoh dan tauladan. Dan Umar telah membuktikan itu semuanya. Yaitu membuktikan dengan kerja dan amal nyata.


Kecerdasan (Conceptual Thinking)

Pemikiran Konseptual adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan yang yidak nampak dengan jelas. Termasuk di dalamnya menyimpulkan informasi yang beragam dan tidak lengkap menjadi sesuatu yang jelas, mengidentifikasi kunci atau dasar pemikiran dalam situasi yang kompleks dan menciptakan konsep-konsep yang baru. Konsep-konsep baru atau ijtihad Umar tersebut antara lain:
  1. Mengimpun Al-Qur’an Al-Karim dalam bentuk Mushaf.
  2. Menetapkan tahun hijriyah sebagai kalender umat islam.
  3. Menyatukan orang-orang yang melakukan shalat sunah tarawih dengan satu imam.
  4. Membentuk kas Negara (Baitul Mal).
  5. Menciptakan lembaga peradilan.
  6. Mnjadikan beberapa wilayah sebagai pusan peradaban dan kebudayaan Islam seperti di Kufah dan Basrah.
  7. Menetapkan hukuman cambuk kepadsa peminum khamr (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk.
  8. Mencetak mata uang dirham.
  9. Mengaudit harta para pejabat dan pegawai.

Ijtihad-ijtihad Umar t tersebut menunjukkan bahwa beliau adalah pemikir ulung. Beliau menata pemerintahannya dengan konsep manajemen modern. Padaha sebelumnya masih dalam bentuk teori-teori dan konsep-konsep yang bersifat umum.

Dalam masalah ilmu sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Hakim dan At-Thabrani dari Ibnu Mas’ud t berkata, “Seandainya ilmu Umar diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabat berpendapat bahwa Umar menguasai 9/10 dari ilmu.”

Pendapat-pendapat beliau juga sejalan dengan Al-Qur’an dalam enam masalah. Dalam masalah tawanan Perang Badar, hijab bagi istri-istri Nabi, larangan menshalati orang munafik, shalat di maqam Ibrahim dan thalak terhadap istri-istri Nabi r.


Pelayan Umat (Customer Service Orientation)

Umar t adalah pemimpin yang sangat melayani dan memperhatikan rakyatnya. Pernahkah anda melihat Presiden Indonesia memikul jagung di atas pundaknya untuk rakyatnya? Jangankan Presiden, Lurah saja tidak pernah kita melihatnya?

Qatadah berkata, “Pada suatu hari Umar memakai jubah terbuat dari bulu domba yang sebagiannya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau seorang khalifah. Kemudian beliau berjalan mendatangi pasar sambil memikul jagung untuk menjamu orang-orang.”

Abdullah, puteranya berkata, “Umar bin Al-Khatab berkata, “Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka Umar t merasa takut diminta pertanggungjawaban oleh Allah U.”

Bandingkan dengan di Indonesia! Berapa ratus ribu nyawa manusia telah mati? Adakah pejabat itu takut kepada Allah? Adakah di antara mereka yang mengundurkan diri?

Betul-betul pribadi yang agung dan mulia. Sangat dermawan dan sangat sederhana dalam hidupnya. Padahal saat itu beliau sebagai presiden dan penguasa besar yang wilayahnya sangat luas. Jika beliau mau, tentu dunia dan isinya akan menghampirinya dengan cara yang halal. Sekali lagi dengan cara yang halal, bukan syubhat apalagi haram. Tapi beliau tidak mau. Beliau lebih memilih hidup wara’ dan tawadhu’.


Nah, sekian dari penulis.. Semoga bermanfaat dan semoga bisa diberi keluangan waktu untuk terus update di blog ini..^^ Terimakasih dan wassalamu'alaikum!!
Read more>>

Sabtu, 07 September 2013

Cara Membuat Navbar Auto Hide di Blog

Haloooo sobaaattt! Duh dah lama banget ya aku nggak mosting lagi. Kasian banget nih kalo blog-ku ini ga update update. Kasian juga sobat udah nungguin tanggal terbitnya *duh pede* *momen garuk tembok*. Dah, daripada ngalay, mending langsung to the point aja deeeeehh..

Apa itu navbar udah kita bahas dalam postingan sebelumnya. Lupa, ya? Coba baca dulu deh Cara Menghilangkan Navbar Blogger trus lanjutin baca posting yang ini. Nah, udah selesai, kan, flashbacknya? Pasti udah deh. Sekarang gantian, maksudnya auto hide itu gimana, ya? Gimana, sih? Auto hide itu gambarannya kalo pointer mouse kita mendekat, dia bakal kelihatan dan kalo pointer mouse kita menjauh, dia bakal menjauh. Dia apa nih, maksudnya? Dia navbar lah. Duh maaf ya sobat, aku lagi absurd banget hari ini. Masih bingung? Coba deh pointer mouse kalian arahin ke atasnya judul blog-ku ini, jangan kaget loh ya kalo muncul sesuatunyaaa. Nah, itu yang muncul namanya navbar. Trus coba jauhin pointer mouse kalian dari situ, si navbar bakal ngilang lagiii, yeeey! -_-

Pengen buat kayak gitu? Okee aku siap kok ngajarin kalian, nggak ada *ST ST nan kok, aku kan baik. Oke capcus!
1. Login ke akun blogger kalian.
2. Masuk dulu ke dashboard yah.
3. Pilih template, lalu klik Edit HTML.
4. Cari kode ]]></b:skin> , pake Ctrl+F biar gampang.
5. Setelah itu, tulis kode di bawah ini sebelum kode ]]></b:skin>
#navbar-iframe{opacity:0.0;filter:alpha(Opacity=0)}
#navbar-iframe:hover{opacity:1.0;filter:alpha(Opacity=100, FinishedOpacity=100)}
6. Simpan template sobat, sekarang coba dicek navbarnya sudah hilang atau belum. Kalau belum, coba lagi lain kali pasti bisa kok, semangaaat!

Nah, selesai sudah postingan kali ini. Maaf banget ya pending-nya lama banget. Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di postingan selanjutnyaaa! ^^

*ST : Shock Terapy = dimarah-marahin sama kakak senior :|
Read more>>

Minggu, 07 April 2013

Imam Ath-Thabari

Assalamu'alaikum Sobat! Kembali lagi nih di postingan sayaa setelah belasan hari tak berkunjung tambah XD kali ini saya akan membahas salah satu tokoh Islam yang harus kita kagumi pake banget ngett. Siapakah? Yup, sudah tersurat di judul! Yuk langsung ajah, cekidot!

Nama beliau Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib. Orang-orang sekitar beliau kerap memanggil dengan sebutan Abu Ja’far dan generasi setelahnya menyebutnya dengan Imam Ath-Thabari. Kata Ath-Thabari berkaitan dengan tempat kelahiran beliau yang bernama Thabaristan, saat ini masuk dalam wilayah negara Iran. Kehadiran Islam di daerah ini terjadi pada tahun 22 H melalui sebuah perjanjian damai pada masa kepemimpinan Umar bin Khaththab melalui panglimanya, Suwaid bin Muqarrin al-Muzani. Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah pasukan Islam berhasil menaklukkan kota al-Ray yang kini bernama Teheran.

Ulama yang lahir pada tahun 225 H ini adalah anak dari seorang pencinta ilmu yang hidup sederhana. Ayah Ath-Thabari sangat menginginkan anaknya menjadi seorang ulama yang bisa menjadi rujukan dan panutan. Walau harus berkerja keras seadanya, Jarir bin Yazid bersikeras membiayai Ath-Thabari untuk berkeliling ke beberapa negeri untuk mencari ilmu.

Keinginan ini memang bukan tanpa alasan. Karena sejak kecil, Ath-Thabari telah menunjukkan bakat-bakat itu. Di usia tujuh tahun, Ath-Thabari telah hafal Alquran. Pada usia delapan tahun, ulama kecil ini sudah terbiasa mengimami masyarakat sekitar dalam shalat-shalat berjamaah. Dan di usia sembilan tahun, Ath-Thabari sudah mulai fokus mempelajari hadits. Di usia yang masih belia itu, Ath-Thabari sudah mempelajari sekitar 100 ribu hadits.

kuatangantangan.wordpress.com

Pada usia 12 tahun, ayah Ath-Thabari akhirnya merelakan putera kesayangannya untuk berkeliling negeri mencari ilmu. Dengan bekal uang yang pas-pasan, sejumlah negeri berhasil dikunjungi Ath-Thabari demi mencari ilmu dari para ulama yang kredibel di bidangnya. Negeri-negeri itu antara lain, Bagdad, Bashrah, Kufah, Damaskus, Beirut, dan Mesir.

Di setiap negeri yang disinggahi, Ath-Thabari mempunyai guru-guru besar dan menjadi rujukan pada bidang masing-masing di masa itu. Di Bagdad, Ath-Thabari belajar fiqih mazhab Syafi`i kepada al-Hasan al-Za`farani (w.259H) dan Abu Sa`id al-Ashthakhari (w.328), dan belajar ilmu qira'at kepada Ahmad bin Yusuf al-Taghlibi (w.277H), seorang ulama qira'at paling terkemuka di masanya. Di Bashrah, Ath-Thabari belajar hadits kepada Abu Abdullah al-Shan`ani (w.245H), guru hadits Imam Muslim, al-Tirmidzi, al-Nasa'i dan Ibn Majah, dan Abu al-Asy`ats (w.253H), guru hadits Imam al-Bukhari dan al-Nasa'i. Di Kufah, al-Thabari belajar ilmu puisi kepada Tsa`lab (w.291H), ulama Nahwu dan bahasa Arab paling terkemuka di Kufah. Di Beirut, al-Thabari belajar ilmu qira'at kepada al-Abbas ibn al-Walid al-`Adzri, ulama qira'at kenamaan sekaligus pengikut mazhab al-Auza`i. Sedangkan di Mesir, Ath-Thabari belajar fiqih langsung kepada kolega Imam al-Syafi`i, yaitu al-Muzani (w.268H) dan belajar fiqih Maliki kepada Ibnu Abd al-Hakam dan Yunus bin Abd al-A`la.

Tidak kurang sekitar empat puluh tahun, Ath-Thabari menghabiskan waktu untuk fokus mencari ilmu di beberapa negeri dan dengan beberapa ulama terkemuka itu. Selama itu pula, Ath-Thabari hidup dalam kesederhanaan. Dan dari keseriusannya dalam mencari ilmu, Ath-Thabari menguasai begitu banyak spesialisasi keilmuan. Mulai dari tafsir Alquran, Hadits, bahasa, sastera, psikologi, bahkan ilmu kedokteran. 


Sejak itu, Ath-Thabari mulai hidup menetap di sebuah daerah di Bagdad. Dan waktunya ia curahkan untuk mengajar dan menulis sejumlah karya besar yang hingga kini masih menjadi rujukan umat.  Salah satu sifat beliau yang sangat dikagumi orang-orang sekitarnya adalah zuhudnya dengan kehidupan dunia. Ath-Thabari tidak mau menerima hadiah dari siapa pun, kecuali ia mampu membalas si pemberi hadiah tersebut dengan yang senilai atau lebih.


Suatu kali, karena sebuah karya beliau yang begitu bagus, seseorang menghadiahkan Ath-Thabari uang sebesar 3000 dinar atau setara dengan 6 milyar rupiah. Dengan sopan, hadiah itu ditolak Ath-Thabari. ”Aku tidak bisa membalas hadiah sebesar itu dengan yang lebih baik,” ucap Ath-Thabari.  Mendapati jawaban itu, sang pemberi pun menegaskan bahwa hadiah itu bukan untuk mendapatkan balasan dari Ath-Thabari. Tapi, karena ingin mendekatkan diri kepada Allah. Tetap saja, Ath-Thabari menolak pemberian itu.


Seorang menteri pernah meminta Ath-Thabari untuk menuliskan sebuah ringkasan kitab fikih yang bisa memudahkannya untuk mempelajari dan mengamalkan ibadah. Setelah selesai ditulis, sang menteri menghadiahkan Ath-Thabari uang sebesar 1000 dinar atau senilai 2 milyar rupiah. Dan, uang itu pun ditolak Ath-Thabari. ”Tidakkah engkau bisa gunakan uang itu untuk bersedekah?” tulis sang menteri dalam surat khususnya kepada Ath-Thabari. Tapi, tetap saja, uang itu ia tolak.

Seorang perdana menteri saat itu, sedemikian terkagumnya dengan keilmuan Imam Ath-Thabari, menyatakan diri untuk bertaklid dengan beliau. Ia menawarkan Ath-Thabari jabatan semacam hakim agung di wilayah kekuasaannya. Tapi, tawaran itu langsung ditolak Ath-Thabari.  Penolakan itu sangat disesalkan orang-orang terdekat Ath-Thabari. Mereka berdalih, ”Kalau saja kamu menerima jabatan itu, kamu bukan sekadar mendapatkan gaji besar. Tapi juga bisa menghidupkan pengajian sunnah yang biasa kamu lakukan!” Mendapati ucapan itu, Imam Ath-Thabari menjawab, ”Sungguh, aku mengira kalian akan mencegahku ketika aku senang dengan jabatan itu!”


Selain itu, beliau dikenal sangat disiplin dengan waktu. Qadhi (hakim) Abu Bakar Ahmad bin Kamil mengatakan bahwa Ibnu Jarir apabila telah selesai makan pagi beliau tidur sebentar, kemudian menunaikan shalat dhuhur lalu menulis sampai tiba waktu Ashar. Setelah Ashar beliau mengajar hingga waktu Maghrib kemudian mengajar fiqh hingga Isya’. Setelah Isya’ beliau pulang untuk beribadah di rumahnya. Maka tidak heran selama hidupnya, Ibnu Jarir jumlah karya Ibnu Jarir Ath-Thabari lebih dari 300 ribu lembar.

Allah swt. memanggil ulama terkemuka nan zuhud ini di usia 85 tahun. Imam Ath-Thabari meninggal pada tanggal 26 Ramadhan tahun 310 H di Bagdad. Sepanjang usianya, Imam Ath-Thabari menghabiskan umurnya untuk belajar dan mengajarkannya kepada umat.

Salah satu ucapan yang begitu berkesan dari Imam Ath-Thabari adalah hindari kekayaan yang membuat diri menjadi sombong. Dan hindari kemiskinan yang membuat diri menjadi suka meminta. 

Nah itu tuh, sedikit yang bisa saya sampaikan tentang Imam Ath-Thabari. Semoga bermanfaat yaaaah. See you next time! Wassalamu'alaikum. ^^
Read more>>